Senin, 23 November 2015

Tugas Teori Organisasi Umum 2

TEORI ORGANISASI UMUM
TUGAS 2 SOFTSKILL

DISUSUN OLEH      :
·         ALDISAR MAULUDIN
·         DIO PRABOWO
·         ERSA YUSIANA PUTRI
·         FITRI NUR AINI
·         GENTAR JAGAT RAYA
·         MUNK KUSUMA AJI
·         PERMANA YOGA
·         SIGIT YHONDRA

KELAS           : 2KA38








FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2015/2016



TUGAS TEORI ORGANISASI DASAR.
1.      Cari contoh tentang komuniskasi dan pengambilan keputusan dalam berorganisasi!
2.      Studi kasus mengenai Teamwork dan Kepemimpinan!
3.      Buat rangkuman tentang desain dan struktur organisasi:
-          Dimensi struktur organisasi
-          Departemensial
-          Model-model desain organisasi
-          Implikasi mangenai desain dan struktur organisasi

JAWAB:
1.      Contoh kasus tentang komunikasi dan pengambilan keputusan
-           Contoh kasus komunikasi :
                        Komunikasi dalam organisasi, kepuasan kerja, kinerja. Dewasa ini telah banyak       organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil maupun besar.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang disampaikan  pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi.
Berdasarkan contoh kasus diatas ini disarankan antara atasan dengan bawahan pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung lebih sering meningkatkan koordinasi (mengadakan sharing) sehingga setiap kegiatan akan berjalan dengan baik karena dapat mengerti perasaan karyawan mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja, sampai masalah kesesuaian upah,  secara periodik para atasan (direktur, manager, kepala bagian)lebih sering terjun langsung ke lapangan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja, pimpinan memperhatikan keluhan-keluhan dari para karyawan.

-           Contoh kasus pengambilan keputusan dalam berorganisasi
                DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak.
Berdasarkan contoh kasus diatas ini pengambilan keputusan dalam organisasi yang diangkat oleh kelompok III, DPR harus mengambil keputusan dengan bijak secepatnya agar permasalahan atau perselisihan dengan masyarakat bisa dapat diselesaikan.



2.      Studi kasus Teamwork dan Kepemimpinan
-          Teamwork
Kasus 1:
TEAMWORK PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH X
RSUD X merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah X. Dengan Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat. RSUD X selalu berusaha untuk berbenah diri agar dapat bertahan di tengah
persaingan pertumbuhan rumah sakit di daerah tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa RSUD X belum menunjukan hasil yang maksimal. Munculnya keluhan masyarakat mengenai pelayanan yang di berikan RSUD X dan jumlah pasien yang belum menunjukkan peningkatan adalah bukti yang mengindikasikan bahwa pihak RSUD X belum mampu mewujudkan visi tersebut.
            Berdasarkan wawancara awal diperoleh informasi mengenai ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayan yang diberikan oleh RSUD X, khususnya pada bagian keperawatan. Melalui survey kepada beberapa perawat di RSUD X diperoleh data yang menunjukkan bahwa perawat kurang merasakan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik, kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan teamwork yang kurang efektif di RSUD X.
            Sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat, kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga sering menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan kurang harmonis yang menghambat terjalinnya kerjasama merupakan indikator masalah yang sebenarnya dihadapi oleh pihak RSUD X.

-          Kepemimpinan
Kasus 2:
Hartoyo Sebagai Manajer
            Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak ia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.
            Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya pada drs. Abdul hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul hakim menjawab bahwa dia telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”

Pertanyaan kasus :
1.        Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu tentara.
Mungin Hartoyo masih terbawa gaya kepemimpinan saat ia menjadi tentara, yaitu Tipe Militerlistik. Ciri-cirinya antara lain :
a.      Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b.      Menggunakan system komando/perintah
c.        Segala sesuatubersifat formal
d.      Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe kepemimpinan militerlistik, jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
Motivasi bawahan hartoyo yang sekarang adalah rendah. Semangat kerja mereka rendah karena mereka tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat oleh hartoyo sendiri. Berbeda dengan saat hartoyo menjadi tentara, motivasi bawahan hartoyo tinggi karena mereka senang atas pengambilan semua keputusan yang dibuatnya dan memang mereka mengharapkan hartoyo berbuat seperti itu.


2.       Konsekuensinya apa, bila hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?
Konsekuensi yang terjadi apabila hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya adalah bawahan hartoyo akan terus bersikap tidak puas dan agresif kepadanya. Jika terus menerus dibiarkan seperti itu, pekerjaan bawahan hartoyo tidak akan maksimal. Bahkan pekerjaan mereka bisa sangat buruk. Hal tersebut juga pasti akan berdampak besar pada perusahaan tersebut.
Saran saya adalah hartoyo harus merubah gaya kepemimpinannya. Sebab, orang-orang yang bekerja sebagai tentara mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang-orang yang bekerja di  perusahaan. Jangankan orang yang berbeda profesi, orang yang se-profesi saja kadangkala mempunyai buah pikir yang berbeda. Mungkin hartoyo dapat menggunakan gaya kepemimpinan tipe open leadership, yaitu hartoyo dapat mengambil keputusan yang dibuatnya tetapi ada pendekatan antara dia dan karyawan. Ciri-ciri tipe open leadership antara lain :
a.      Berpartisi akif dalam kegiatan organisasi
b.      Bersifat terbuka
c.        Bawahan diberi kesempatan untuk member saran dan ide-ide baru
d.      Keputusan ada ditangan pemimpin
e.       Menghargai potensi individu
Saran saya : Hartoyo harus merubah gaya kepemimpinannya menjadi pribadi yang baik, low profile, dapat menjalin komunikasi dengan baik, dapat menerima kritik dan saran yang di berikan oleh karyawannya.


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar