TEORI ORGANISASI UMUM
TUGAS 2 SOFTSKILL
DISUSUN OLEH :
·
ALDISAR MAULUDIN
·
DIO PRABOWO
·
ERSA YUSIANA PUTRI
·
FITRI NUR AINI
·
GENTAR JAGAT RAYA
·
MUNK KUSUMA AJI
·
PERMANA YOGA
·
SIGIT YHONDRA
KELAS :
2KA38
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PTA
2015/2016
TUGAS
TEORI ORGANISASI DASAR.
1.
Cari contoh
tentang komuniskasi dan pengambilan keputusan dalam berorganisasi!
2.
Studi kasus
mengenai Teamwork dan Kepemimpinan!
3.
Buat rangkuman
tentang desain dan struktur organisasi:
-
Dimensi struktur
organisasi
-
Departemensial
-
Model-model
desain organisasi
-
Implikasi
mangenai desain dan struktur organisasi
JAWAB:
1.
Contoh kasus
tentang komunikasi dan pengambilan keputusan
- Contoh
kasus komunikasi :
Komunikasi dalam organisasi, kepuasan kerja,
kinerja. Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses
baik dalam skala kecil maupun besar.
Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana
orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk mencapai tujuan
bersama. Sering dijumpai bahwa karyawan kurang terpuaskan hatinya dalam
melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerja yang
disampaikan pimpinan kurang dapat
dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam
melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam
melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu
jalan mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi.
Berdasarkan contoh kasus diatas ini disarankan
antara atasan dengan bawahan pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung
lebih sering meningkatkan koordinasi (mengadakan sharing) sehingga setiap
kegiatan akan berjalan dengan baik karena dapat mengerti perasaan karyawan
mulai dari masalah pekerjaan, rekan sekerja, sampai masalah kesesuaian
upah, secara periodik para atasan
(direktur, manager, kepala bagian)lebih sering terjun langsung ke lapangan
sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja, pimpinan memperhatikan
keluhan-keluhan dari para karyawan.
- Contoh
kasus pengambilan keputusan dalam berorganisasi
DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan
menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan
masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang
tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya
hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal
yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk
menaikkan atau tidak.
Berdasarkan contoh kasus diatas ini pengambilan
keputusan dalam organisasi yang diangkat oleh kelompok III, DPR harus mengambil
keputusan dengan bijak secepatnya agar permasalahan atau perselisihan dengan
masyarakat bisa dapat diselesaikan.
2.
Studi kasus
Teamwork dan Kepemimpinan
-
Teamwork
Kasus 1:
“TEAMWORK PERAWAT RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH X”
RSUD X merupakan salah
satu rumah sakit umum yang berada di daerah X. Dengan Visi menjadi Rumah Sakit
Umum yang diminati oleh masyarakat. RSUD X selalu berusaha untuk berbenah diri
agar dapat bertahan di tengah
persaingan pertumbuhan
rumah sakit di daerah tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa RSUD X
belum menunjukan hasil yang maksimal. Munculnya keluhan masyarakat mengenai
pelayanan yang di berikan RSUD X dan jumlah pasien yang belum menunjukkan
peningkatan adalah bukti yang mengindikasikan bahwa pihak RSUD X belum mampu
mewujudkan visi tersebut.
Berdasarkan wawancara awal diperoleh informasi mengenai
ketidakpuasan pasien terhadap kualitas pelayan yang diberikan oleh RSUD X,
khususnya pada bagian keperawatan. Melalui survey kepada beberapa perawat di
RSUD X diperoleh data yang menunjukkan bahwa perawat kurang merasakan adanya
kerjasama dan komunikasi yang baik, kurang memiliki rasa saling percaya dan
saling mendukung, kurang mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakan
teamwork yang kurang efektif di RSUD X.
Sikap tidak peduli dan saling menyalahkan antar perawat,
kurang adanya keinginan dan kesadaran untuk menyelesaikan konflik, kurang
adanya kesadaran para perawat akan pentingnya kerjasama dan komunikasi sehingga
sering menimbulkan konflik serta hubungan antar perawat yang dirasakan kurang
harmonis yang menghambat terjalinnya kerjasama merupakan indikator masalah yang
sebenarnya dihadapi oleh pihak RSUD X.
-
Kepemimpinan
Kasus 2:
Hartoyo Sebagai
Manajer
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi
suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah
dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak ia
bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas
dan agresif.
Pada jam istirahat makan siang, hartoyo bertanya pada drs. Abdul hakim, ak,
manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat kerja yang
rendah dalam departemen produksi. Abdul hakim menjawab bahwa dia telah
mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan
hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang dibuat
sendiri olehnya. Dia (hartoyo) menyatakan, “dalam tentara, saya membuat semua
keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk berbuat
seperti itu.”
Pertanyaan kasus :
1. Gaya kepemimpinan
macam apa yang digunakan oleh hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya?
Bandingkan motivasi bawahan hartoyo sekarang dan dulu sewaktu tentara.
Mungin Hartoyo masih terbawa gaya
kepemimpinan saat ia menjadi tentara, yaitu Tipe Militerlistik. Ciri-cirinya
antara lain :
a. Dalam komunikasi menggunakan saluran formal
b. Menggunakan system komando/perintah
c. Segala
sesuatubersifat formal
d. Disiplin yang tinggi, kadang bersifat kaku
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe
kepemimpinan militerlistik, jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan
merupakan pemimpin yang ideal.
Motivasi bawahan hartoyo yang sekarang
adalah rendah. Semangat kerja mereka rendah karena mereka tidak senang dengan
pengambilan semua keputusan yang dibuat oleh hartoyo sendiri. Berbeda dengan
saat hartoyo menjadi tentara, motivasi bawahan hartoyo tinggi karena mereka
senang atas pengambilan semua keputusan yang dibuatnya dan memang mereka
mengharapkan hartoyo berbuat seperti itu.
2. Konsekuensinya apa, bila hartoyo tidak dapat
merubah gaya kepemimpinannya? Apa
saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?
Konsekuensi yang terjadi apabila hartoyo tidak
dapat merubah gaya kepemimpinannya adalah bawahan hartoyo akan terus bersikap
tidak puas dan agresif kepadanya. Jika terus menerus dibiarkan seperti itu,
pekerjaan bawahan hartoyo tidak akan maksimal. Bahkan pekerjaan mereka bisa
sangat buruk. Hal tersebut juga pasti akan berdampak besar pada perusahaan
tersebut.
Saran saya adalah hartoyo harus merubah gaya
kepemimpinannya. Sebab, orang-orang yang bekerja sebagai tentara mempunyai
pemikiran yang berbeda dengan orang-orang yang bekerja di perusahaan. Jangankan
orang yang berbeda profesi, orang yang se-profesi saja kadangkala mempunyai
buah pikir yang berbeda. Mungkin hartoyo dapat menggunakan gaya kepemimpinan
tipe open leadership, yaitu hartoyo dapat mengambil keputusan yang dibuatnya
tetapi ada pendekatan antara dia dan karyawan. Ciri-ciri tipe open leadership
antara lain :
a. Berpartisi akif dalam kegiatan organisasi
b. Bersifat terbuka
c. Bawahan diberi
kesempatan untuk member saran dan ide-ide baru
d. Keputusan ada ditangan pemimpin
e. Menghargai potensi individu
Saran saya :
Hartoyo harus merubah gaya kepemimpinannya menjadi pribadi yang baik, low
profile, dapat menjalin komunikasi dengan baik, dapat menerima kritik dan saran
yang di berikan oleh karyawannya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar